Rusia Legalkan Mata Uang Kripto: Akankah Membantu Rusia Menghindari Sanksi Barat?
Pemerintah Rusia telah memiliki hubungan yang rumit dengan mata uang kripto. Awalnya, mata uang kripto dianggap sebagai ancaman bagi sistem keuangan negara, tetapi sekarang, dengan sanksi Barat yang diberlakukan, Rusia telah beralih ke mata uang kripto sebagai solusi yang memungkinkan. Artikel ini akan membahas bagaimana Rusia melegalkan mata uang kripto, mengapa mereka melakukannya, dan apakah itu dapat membantu mereka menghindari dampak sanksi Barat.
Sikap Rusia yang Berubah terhadap Mata Uang Kripto
Pada tahun 2021, Elvira Nabiullina, gubernur Bank Sentral Rusia, menentang penggunaan mata uang kripto. Dia mengatakan bahwa Rusia seharusnya tidak mengizinkan transaksi kripto dalam sistem keuangannya. Saat itu, mata uang kripto dipandang berisiko dan tidak diatur. Mata uang kripto juga dipandang sebagai alat yang memungkinkan untuk melemahkan kendali pemerintah atas uang.
Namun, pada tahun 2024, posisinya telah berubah total. Pada bulan Juli tahun itu, dia menyatakan bahwa Rusia mengharapkan pembayaran mata uang kripto pertamanya terjadi pada akhir tahun. Sikap pemerintah terhadap kripto telah bergeser karena sanksi keras yang dijatuhkan pada negara tersebut oleh Barat.
Mengapa Rusia Melegalkan Mata Uang Kripto
Sanksi dari negara-negara Barat telah mempersulit Rusia untuk berdagang secara internasional. Sejak awal tahun 2024, banyak bank di negara-negara seperti Tiongkok, Turki, dan UEA telah menolak untuk memproses pembayaran dari Rusia karena mereka takut akan sanksi sekunder AS. Sanksi-sanksi ini membuat pembayaran yang dilakukan dalam dolar atau euro melalui SWIFT, jaringan pesan keuangan global, rentan diblokir.
Tiongkok, mitra dagang terbesar Rusia, telah bersikap sangat ketat mengenai pembayaran. Perusahaan-perusahaan Rusia telah melaporkan bahwa bank-bank Tiongkok menunda atau menolak pembayaran mereka. Banyak dari pembayaran ini tetap macet di bank-bank Tiongkok selama berbulan-bulan, dan dalam beberapa kasus, bahkan dikembalikan.
Untuk mengatasi masalah ini, Rusia mengesahkan undang-undang pada tahun 2024 untuk melegalkan mata uang kripto dan penambangan kripto. Pemerintah berharap bahwa mata uang kripto akan memberikan cara bagi perusahaan-perusahaan Rusia untuk berdagang secara internasional tanpa bergantung pada sistem perbankan tradisional yang tunduk pada sanksi.
Kerangka Hukum Rusia untuk Mata Uang Kripto
Pada musim panas tahun 2024, Duma Negara Rusia, majelis rendah parlemen, mengesahkan dua undang-undang penting mengenai mata uang kripto.
Undang-undang pertama melegalkan penambangan mata uang kripto. Meskipun penambangan tidak dilarang di Rusia sebelumnya, undang-undang baru ini secara resmi memasukkannya ke dalam kerangka peraturan negara tersebut. Mulai 1 November 2024, penambang harus mendaftar di Kementerian Transformasi Digital dan memberikan perincian tentang aktivitas penambangan mereka ke Layanan Pemantauan Keuangan Federal, juga dikenal sebagai Rosfinmonitoring.
Undang-undang kedua melegalkan penggunaan mata uang kripto dalam transaksi lintas batas. Ini berarti bahwa meskipun mata uang kripto tidak akan diterima sebagai pembayaran di Rusia, mata uang kripto dapat digunakan untuk menyelesaikan pembayaran dengan perusahaan asing. Langkah ini bertujuan untuk memudahkan bisnis Rusia berdagang secara internasional meskipun ada sanksi.
Bagaimana Pembayaran Kripto Lintas Batas Bekerja
Sebelum undang-undang ini, perusahaan-perusahaan Rusia telah menggunakan mata uang kripto dalam transaksi internasional, tetapi pembayaran ini tidak resmi dan tidak diatur. Sekarang, perusahaan akan dapat secara hukum melaporkan bahwa barang mereka telah dibayar menggunakan mata uang kripto. Namun, sistem kripto baru Rusia masih dalam tahap awal, dan ada banyak detail yang masih harus diselesaikan.
Untuk saat ini, perusahaan-perusahaan Rusia sebagian besar menggunakan stablecoin untuk pembayaran kripto mereka. Stablecoin adalah mata uang kripto yang nilainya dipatok ke mata uang tradisional, seperti dolar AS. USDT dan USDC adalah dua stablecoin populer yang digunakan oleh bisnis Rusia. Transaksi-transaksi ini dilakukan melalui agen, yang membeli stablecoin dan kemudian mengirim pembayaran ke penerima.
Penggunaan agen meningkatkan biaya transaksi ini, tetapi melegalkan pembayaran mata uang kripto pada akhirnya dapat membuat prosesnya lebih murah dan lebih efisien.
Sanksi mata Uang Kripto Rusia dan Penghindaran
Dengan Rusia di bawah sanksi berat, pertanyaannya tetap: Akankah melegalkan mata uang kripto membantu negara tersebut menghindari hukuman ini? Kremlin yakin hal itu mungkin terjadi, tetapi masih banyak tantangan.
Misalnya, mitra dagang terbesar Rusia, Tiongkok, melarang penggunaan mata uang kripto pada tahun 2021. Meskipun Rusia masih dapat melakukan pembayaran kripto melalui Hong Kong, berurusan dengan Tiongkok tetaplah rumit. Rusia juga telah mencoba berdagang dengan negara-negara lain dalam kelompok BRICS—Brasil, India, dan Afrika Selatan—tetapi negara-negara ini juga lambat mengadopsi mata uang kripto untuk pembayaran internasional.
Meskipun mata uang kripto tidak sepenuhnya