Home Berita Inovasi Jepang dalam Regulasi Kripto dan Strategi Web3

Inovasi Jepang dalam Regulasi Kripto dan Strategi Web3

by dave
3 minutes read

Pengantar Regulasi Kripto di Jepang

Tidak seperti banyak negara lain, Jepang telah dengan cepat mengatur kripto. Setelah keruntuhan besar Mt.Gox pada tahun 2014, sebuah perusahaan yang berbasis di Jepang, pemerintah mengambil tindakan cepat. Mereka melihat industri kripto sangat berisiko dan memutuskan untuk menerapkan aturan ketat. Aturan-aturan ini berada di bawah pengawasan regulator keuangan Jepang.

Evolusi Unik Web3 di Jepang

Sepuluh tahun kemudian, Web3 di Jepang terlihat berbeda dari negara lain. Daripada banyak perusahaan rintisan kecil, perusahaan besar memimpin jalan menuju Web3. Mereka melakukan ini melalui merger dan akuisisi (M&A) dan investasi yang strategis.

Salah satu pemain paling aktif adalah Softbank. Pada tahun 2022, Softbank mengakuisisi saham pengendali di BITPoint, sebuah platform perdagangan kripto. Mereka juga berinvestasi besar-besaran dalam dana ventura Web3 yang dimulai oleh Deutsche Bank. Pada tahun 2023, Sony juga bergabung dengan tren tersebut dengan meluncurkan bursa kripto yang berganti nama menjadi S.BLOX. Ini terjadi setelah mereka mengakuisisi platform lokal, Whalefin.

Sorotan dari KTT Japan Blockchain Week

Selama KTT Japan Blockchain Week pada awal Juli, terlihat jelas bahwa perusahaan besar tengah beralih ke Web3. Banyak pembicara dari perusahaan besar hadir, yang membuat acara tersebut menonjol. Tren ini unik di Jepang. Di Amerika Serikat, perusahaan seperti Coinbase dan Base Chain adalah kontributor besar bagi Web3. Kita dapat mengharapkan sinergi serupa juga terjadi di Jepang.

Strategi Web3 Nasional Jepang

Peralihan Jepang ke Web3 merupakan bagian dari kebijakan nasional yang dimulai akhir tahun 2022 oleh Perdana Menteri Kishida Fumio. Kebijakan ini mencakup reformasi pajak, aturan untuk stablecoin dan NFT, dan memungkinkan dana investasi untuk memegang aset digital. Perubahan ini diharapkan segera mengarah pada perkembangan yang signifikan.

Tantangan Bagi Operator Kecil di Jepang

Namun, peraturan ketat Jepang mempersulit operator kecil untuk memulai dari nol. Daiki Moriyama, Direktur di blockchain Oasys yang berfokus pada game, mengatakan inilah mengapa M&A populer. Memulai bursa kripto baru dan mendapatkan lisensi yang diperlukan itu mahal dan memakan waktu. Jadi, membeli bursa yang sudah ada adalah strategi yang cerdas.

Bagi perusahaan kecil, biaya kepatuhan yang tinggi dapat mempersulit untuk mencapai keuntungan. Bekerja sama dengan perusahaan yang lebih besar adalah cara yang lebih baik untuk tetap menjalankan bisnis dan menjangkau khalayak global.

Dampak Pemain Besar Seperti Sony

Masuknya pemain besar seperti Sony juga baik untuk reputasi industri kripto. Ini dapat membantu mengubah cara orang melihat industri tersebut, yang dulunya dipandang dengan skeptis.

Jepang menunjukkan bahwa bahkan regulasi yang ketat sekalipun dapat memberikan kepastian yang dibutuhkan oleh perusahaan besar. Pendekatan ini terbukti efektif. Ini meletakkan dasar untuk jalur strategis menuju Web3 melalui akuisisi dan investasi. Ini dapat membantu membawa kripto ke khalayak dan industri baru.

You may also like

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More